Baca: Yesaya 9:1-7

“Perang sudah berakhir,” isytihar penyanyi John Lennon pada tahun 1971. Namun, setiap hari kita masih mendengar berita tentang perang. Menurut satu agensi pemerhati, dunia kini menghadapi 110 konflik bersenjata. 

Setiap hari kita melihat bukti yang mengerikan. Satu gambar berita menunjukkan seorang lelaki muda menunggang motosikal ke medan perang sementara senapang tergantung di belakangnya. Satu lagi gambar menunjukkan seorang wanita memeriksa sisa runtuhan rumahnya dengan sedih. Roket yang dilancarkan dari jarak jauh telah memusnahkan bangunan apartmennya. 

Keganasan sudah berlaku sejak sekian lama. Tujuh ratus lebih tahun yang lalu sebelum kedatangan Kristus, penduduk Yehuda bersiap sedia untuk menghadapi serangan dari negara lain (Yesaya 7:2). Kemudian nabi Yesaya membuat pengumuman yang luar biasa—seorang Anak bernama “Immanuel” akan lahir (ayat 14). Nama-Nya bermaksud “Allah menyertai kita” (ayat 14).

Kelahiran Yesus menandakan kedatangan cahaya dunia (Yohanes 8:12). Seperti yang dijanjikan oleh Yesaya, “Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat cahaya yang gemilang. ” (Yesaya 9:2). Anak ini akan dipanggil, “Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Bapa Kekal, Raja Damai” (ayat 6). 

Disebabkan Yesus, “Setiap sepatu yang berderap dalam deru peperangan dan pakaian yang berlumuran darah akan dibakar” (ayat 5). Yesaya menyatakan, “Dia akan mengukuhkan dan menopangnya dengan keadilan dan perbenaran dari sekarang untuk selama-lamanya” (ayat 7). Janji Immanuel ialah janji kedamaian. Kita menantikan kedatangan-Nya kembali untuk memerintah sebagai Raja Damai.  – Tim Gustafson